saat hati berbicara


Tika bahang menjalar di sluruh tubuhku, 
Ku dambakan dingin datang menemaniku… 
Tika lidah kelu untuk merungkai kata, 
ku buntu teman pembuka bicara, 
sedang bahang itu sedang mengujiku… 
sedang diam itu satu nikmat bagiku., 
agar Allah mnjadi sndaranku.. 
agr sang khalik jd teman bcaraku… 
Dan agar cinta sang pencipta sentiasa bersamaku… 

Ku selimutkn rinduku pada-NYA di saat lelapku…… 
Dengarlah ya ALLAH.. 
Kamilah hamba-hambamu yang sarat menanggung cinta…. 



Biarpun terkadang hati meronta,,,
Aku masih kelu untuk merungkai kurangku,,,
Sedangkan aku bukanlah insan yang bisu,,,
Tidak pernah terhalang dari menutur maaf,,,
Menyimpul nada mencipta serungkai kata,,,
Seringkali silap menilai akal,,,
Selalu kabur mentafsir cinta,,,
Aku pada zahirnya ternyata biasa,,,
Tetapi punya rasa yang nyata aku sendiri,,,
Tertipu,,,
Terkesima,,,
Lenyapkanlah noda yang bertamu di segumpal darahku,,,
Moga aku raih cinta milikku,,,
Antara aku dan Penciptaku.....



Syukran ya rabbi,,,
Kau labuhkan jasadku di sebuah perhentian,,
Kau anugerahkan roh kepadaku sebagai pinjaman,,,
Agar akalku tahu menilai persimpangan,,,
Sudahku sedar mengapa malam berteman siang,,
Telah ku temu yang terselindung d sebalik halal dan haram,,
Di sini akulah pengemudi bahteraku sendiri,,,
Tidakku endah dalamnya laut,,,
Tak pernah ku kenal sang penakluknya,,,
Yang ku kejar hanyalah destinasi cintaku,,
Ke hulu ke hilir akanku layar,,
Ke timur ke barat akanku simpangkan,,
Agar bahteraku bisa berlabuh....
Di sebuah destinasi yang pasti...



seringkali aku nyaris rebah,
namun ku pujuk jiwa agar terus bangkit,
saat aku terlalu hampir menongkah langit,
ku titah pancaindera merenung ke bawah,
si kerdil ini selalu gusar,
turun naik bangkit dan rebah,
ku kalungkan sabar di istana hati,
biarpun jasadku dihalau pergi oleh khalifah bumi,
aku masih punya cinta hakikiku,
biar roh tidak berteman jasad,
aku masih setia berteman pemilik rohku,





Di dada malam,,
aku mengintai permata Allah yang gah di saujana langit,,,
Biarpun aku jua gentar dengan kejahatan kepekatan malam,,
Namun bila ku renungi,,
Bintang itulah temanku,,
Bisik akal kecilku,
Masih adakah insan sehebat muhammad al-fateh,,
Untuk mengemudi akal manusia saat ini,,
Biar noda lesap,
Biar halawatul iman yang bertamu,,
Angan-angan kosong tidak menjanjikan apa-apa,
Semuanya tinggal sejarah,,
Sedangkan nilai sejarah itu umpama rumah usang bagi penghuni dunia tika ini,,
Di manakah rantaian cinta yang seharusnya menjadi penghubung,,
Umpama bahtera tidak bersauh..
Sudah lesap karam di laut,,



Tika saujana matahari begitu gah menonjolkan diri beribadat kepada Allah,,
Bangkitlah jasad2 kerdil....
Yang punya hidup y bertemankan persoalan,,,
Menongkah inspirasi mencipta peribadi...
Punya angan tinggi berteman sang awan,,
Bila awan mengiringi bibit2 senja..
Jasad kaku itu masih terbungkam di situ,,,
Menguji minda dan akal hatinya sendiri,,


bersama jasadku..
Kau selitkan segumpal hati y brbuah 1000 perasaan,
Shgga aku trkeliru sendiri..
Di mana harus ku campakkan perasaan gentarku ini..
Perasaan y memeranngkap jiwaku sendiri..
Hingga membelenggu segala sarafku.. 
Ku hanya buntukan jiwa yang tenang,
Yang didalamnya mewangi halawatul iman..



Dunia bagaikan dahan dan ranting pokok..
Tempat si burung berteduh hujan dan panas..
Suatu hari pasti dahan itu akan reput dan patah..
Si burung pasti akan takut jika memikirkan tentang itu..
Ttpi ia pastu gembira jika dijanjikan tempat yang lebih baik dariada sebelumnya ..
Bahagia 1 destinasi yang pasti !!
Hanya perlu berani elangkah untuk sampai kepadanya.. =)

Kalau Anda Suka Entry Ini Like dan Comment

0 komen dak comel:

Post a Comment